Kamis, 06 Desember 2018

PROFIL POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK




PROFIL POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

A. Sejarah Singkat

Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak merupakan pengembangan institusi pendidikan kesehatan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan tujuan agar efektif dan efesien dalam proses yang mempunyai standar sama di seluruh Indonesia. Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak didirikan dengan

menggabungkan beberapa Akademi Kesehatan milik pemerintah yang berada di

Kalimantan             Barat             berdasarkan              SK             Menkes-Kesos              No.

298/Menkes.Kesos/SK/IV/2001 tanggal 16 April 2001. Jurusan dan program studi pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak pada tahun 2006 terdiri dari:

Jurusan Kesehatan Lingkungan dengan Prodi D-III dan D-IV Kesehatan Lingkungan, Jurusan Gizi, Jurusan Kesehatan Gigi dengan Prodi Kebidanan dan Keperawatan, dan Jurusan Analis Kesehatan. Berdasarkan Permenkes

890/Menkes/Per/VIII/2007, Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak mempunyai 6 jurusan yaitu: Jurusan Kesehatan Lingkungan, Jurusan Gizi, Jurusan Kesehatan Gigi, Jurusan Analis Kesehatan, Jurusan Kebidanan dan Jurusan Keperawatan. Konversi akademi-akademi kesehatan menjadi jurusan adalah sebagai berikut :

1.      Akademi Kesehatan Lingkungan menjadi Jurusan Kesehatan Lingkungan.

2.      Akademi Gizi menjadi Jurusan Gizi

3.      Akademi Kesehatan Gigi menjadi Jurusan Kesehatan Gigi

4.      Akademi Analis Kesehatan menjadi Jurusan Analis Kesehatan

5.      Akademi Kebidanan menjadi Jurusan Kebidanan.

6.      Akademi Keperawatan menjadi Jurusan Keperawatan.

Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan R.I, tujuan pendidikan Politeknik Kesehatan diselaraskan dengan tujuan pendidikan nasional.







B. Keunggulan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak

Walaupun Kalimantan Barat merupakan daerah yang curah hujannya tinggi dan dikenal dengan daerah seribu sungai, namun ketersediaan air bersih menjadi permasalahan sampai sekarang. Hampir seluruh wilayah di Kalimantan Barat mengalami hal ini. Hal ini diperparah dengan adanya Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang tersebar di sepanjang aliran sungai yang melintasi Kalimantan Barat. Kualitas air sungai menurun dan tidak aman untuk dikonsumsi. Padahal, air sungai merupakan salah satu sumber air bersih bagi masyarakat dan menjadi sumber air baku PDAM. Masyarakat di wilayah ini kini mengharapkan air hujan untuk dikonsumsi. Sementara air tanah tidak dapat digunakan secara langsung akibat tingginya kandungan mineral (besi).

Jika musim kemarau tiba, air menjadi permasalahan utama. Air yang diproduksi PDAM (terutama di kota Pontianak) menjadi payau bahkan asin akibat intrusi air laut. Persediaan air hujan terbatas. Hal ini mengakibatkan tingginya kejadian penyakit yang disebabkan oleh air. Penyakit diare misalnya, masih termasuk lima besar penyakit yang diderita oleh masyarakat.

Pada musim penghujan, keberadaan air juga menjadi masalah. Air yang tergenang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. Akibatnya penyakit Demam Berdarah merajalela. Tahun 2010 terjadi kasus kematian karena penyakit ini.

Di samping penyakit yang ditimbulkan oleh kelangkaan air ini, masalah kesehatan gigi juga dialami masyarakat. Kenyataan ini disebabkan oleh kurangnya mineral yang dibutuhkan dalam makanan/minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat. Data dari Dinas Kesehatan Prov. Kalbar pada tahun 2009 menunjukkan bahwa kesehatan gigi di Kalimantan Barat paling buruk di Indonesia. Rata-rata 34% dari empat juta penduduk mengalami kerusakan gigi.

Masalah lain adalah tingginya angka kematian ibu melahirkan. Tahun 2010 tercatat AKI di Kalbar sebesar 288 per seribu kelahiran hidup. Angka ini melebihi AKI nasional, yaitu 226 per seribu kelahiran hidup. Selain karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, masalah kemudahan mengakses layanan kesehatan juga menjadi penyebab.



Ditambah lagi jumlah tenaga bidan yang bertugas di daerah masih belum mencukupi.

Kasus gizi buruk juga ditemukan di Prov. Kalbar. Pada tahun 2010 tercatat angka gizi buruk pada balita sebesar 3,2%. Selain faktor ekonomi, kasus gizi buruk disebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gizi.

Menghadapi permasalahan di atas, pemerintah memerlukan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi untuk menanggulanginya. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan tersebut, maka pemerintah berkepentingan untuk mendidik calon tenaga kesehatan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak yang merupakan UPT Kemenkes RI didirikan untuk menjawab kebutuhan tersebut. Jurusan/prodi yang ada di Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak sesuai dengan permasalahan yang ada.

Kegiatan unggulan yang ada di Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak antara lain menyediakan jasa pengeboran air, membuat unit pengolahan air bersih/minum, pengolahan sampah dan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan diselenggarakan oleh Jurusan Kesehatan Lingkungan. Penyuluhan gizi, pelatihan pengolahan makanan dari bahan yang ada di sekitar masyarakat dan kegiatan lain diselenggarakan oleh Jurusan Gizi. Sedangkan Jurusan Keperawatan Gigi memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut secara komprehensip pada masyarakat terutama pada anak pra sekolah, sekolah dasar dan ibu hamil. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan organisasi profesi dan masyarakat.


C.      Visi dan Misi Visi :

Menjadi institusi pendidikan tinggi kesehatan yang bermutu dan mampu bersaing di tingkat regional 2020

1.         Visi tersebut merupakan upaya untuk terciptanya suatu kondisi Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak bermutu, sehingga mampu bersaing di tingkat regional.

2.         Pendidikan yang bermutu adalah gambaran pendidikan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak di masa depan yang lulusannya berkualitas, memiliki kepribadian iman dan taqwa, memilki prestasi belajar yang memuaskan, keterampilan keilmuan yang profesional, kemampuan berbahasa Inggris yang baik.

3.         Mampu bersaing di tingkat regional adalah lulusan Politeknik kesehatan yang memiliki kemampuan optimal untuk berkompetisi di tingkat regional Asia Tenggara, sesuai dengan keterampilan dan profesional.


Misi :

Misi I : ”Meningkatkan program pendidikan tinggi kesehatan yang

berbasis kompetensi”

Misi ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang lebih optimal baik secara manajemen, sumber daya manusia, teknologi informasi, peningkatan dan perbaikan kurikulum, metode pembelajaran dan sarana prasarana yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak yang berbasis kompetensi.

Misi II : “Meningkatkan program pendidikan tinggi kesehatan yang

berbasis penelitian”

Misi ini ditetapkan dalam rangka meningkatkan penelitian dan publikasi hasil penelitian yang dikembangkan oleh civitas akademika Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak. Hal ini akan menumbuhkan kreativitas dan inovasi civitas akademika dalam bidang kesehatan.

Misi III : ”Mengembangkan upaya pengabdian masyarakat yang

berbasis IPTEK dan teknologi tepat guna”

Misi ini ditetapkan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pengabdian masyarakat serta peningkatan kepercayaan dan kerja sama dengan institusi, sehingga dapat meningkatkan aplikasi ilmu pengetahuan di masyarakat. Hal ini didasarkan pada pendidikan vokasional seperti Politeknik Kesehatan yang tidak mungkin hanya dapat diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi sangat memerlukan peran masyarakat dan swasta serta semua pemangku kepentingan. Oleh karena itu peningkatan kerja sama dengan semua pihak baik dalam maupun luar negeri harus diupayakan secara terus menerus dan sistematis.




Misi IV : ”Mengembangkan program pendidikan tinggi kesehatan yang

mandiri, transparan dan akuntabel”

Misi ini ditetapkan dalam rangka penyelenggaraan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak menjadi institusi yang mampu menyelenggarakan proses pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang mengedepankan penjaminan mutu sehingga menjadi institusi yang mandiri, transparan dan akuntabel.

Misi V : “Mengembangkan Kerjasama Baik Tingkat Nasional maupun

Regional”

Misi ini ditetapkan dalam rangka mendukung kegiatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2016 dengan mengembangan program pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak dengan melakukan kerja sama untuk penyelenggarakan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan Negara - Negara ASEAN.


Saat mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara efektif pada tanggal 1 Januari 2016. Pemberlakukan ASEAN Community yang mencakup total populasi lebih dari 560 juta jiwa, akan memberikan peluang (akses pasar) sekaligus tantangan tersendiri bagi Indonesia. Implementasi ASEAN Economic Community, yang mencakup liberalisasi perdagangan barang dan jasa serta investasi sektor kesehatan. Perlu dilakukan upaya meningkatkan daya saing (competitiveness) dari fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan dalam negeri. Pembenahan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, baik dari segi sumber daya manusia, peralatan, sarana dan prasarananya, maupun dari segi manajemennya perlu digalakkan. Akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dan lain-lain) harus dilakukan secara serius, terencana, dan dalam tempo yang tidak terlalu lama.

PERAN KESEHATAN GIGI DALAM MENDUKUNG ISU PEMBANGUNAN KESEHATAN

Peningkatan Jaminan pembiayaan kesehatan dalam  bidang kesehatan gigi dan mulut yang saya lakukan sebagai perawat gigi adalah memberikan jaminan pembiayaan kepada masyarakat supaya mau berobat karena jika diberikan biaya yang cukup masyarakat yang kelas kurang mampu jarang mau berobat serta melakukan program-program seperti Jamkesmas kepada masyarakat. karena masyarakat masih beranggapan bahwa biaya berobat mahal dan masyarakat kurang baik jarang bahkan sangat sulit untuk dilakukan pengobatan karena tak berhubungan dengan biaya kesehatan. Penyakit Gigi-Mulut merupakan faktor risiko dan fokal infeksi penyakit sistemik. Seseorang dikatakan tidak sehat bila tidak memiliki gigi-mulut yang sehat. Hampir seluruh masyarakat dunia menderita penyakit gigi dan mulut. Karies gigi masih menjadi masalah kesehatan anak, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan bahwa 90% dari anak anak di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Depkes tahun 2013 menunjukkan 74.1% penduduk mengalami karies gigi dan 68.9% tidak dirawat. WHO memperkirakan jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia sekitar 7-10% dari total jumlah anak.
Derajat kesehatan dapat diwujudkan melalui upaya kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat termasuk upaya kesehatan gigi dan mulut (Undang Undang RI No. 36 Tahun 2014).Tindakan yang dapat dilakukan untuk pengembangan pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut antara lain melalui:
1. Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan gigi dasar di Puskesmas dan Puskesmas pembantu (pustu).
2. Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan gigi perorangan di RS.
3. Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan di sekolah melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dari tingkat TK sampai SMA yang terkoordinir dalam UKS.
4. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM);
5. Membangun kemitraan kesehatan gigi dan mulut


Resep Rempeyek Kacang

Bahan:

Kacang tanah 1/2 kg
Tepung beras Rose Brand 1 kg
Tepung kanji 2,5 ons
Air Santan  dari kelapa 1 kg secukupnya
Kapur sirih 1/2 sdt
Daun jeruk purut 1 ons atau tergantung selera diiris halus
Minyak goreng 1 kg
Garam secukupnya
Penyedap rasa secukupnya

Jumat, 12 Oktober 2018

Sikat Gigi

 Cara Memilih Sikat Gigi

 Sikat gigi adalah bagian penting dalam merawat kesehatan mulut dan gigi. Namun untuk memilih mana yang cocok untuk Anda pasti mengalami sedikit kesulitan? Apalagi sekarang di pasar swalayan terdapatsikat gigi dari berbagai ukuran, warna, kelebihan, dan teknologi.
Jangan meremehkan jenis sikat gigi yang Anda beli. Memang tampaknya semua sikat gigi kelihatan sama. Toh, fungsinya juga membersihkan gusi dan gigi. Tapi tidak semua sikat gigi sesuai dengan Anda, berikut adalah tips memilih sikat gigi yang baik dan benar yang harus Anda perhatikan:
  1. Ukuran kepala sikat
    Sikat gigi yang bagus adalah yang mempunyai kepala sikat yang mampu mengakses ke semua permukaan gigi Anda. Untuk anak dan dewasa, pilihlah ukuran yang pas dengan ukuran mulut. Bila terlalu besar, akan sulit untuk bermanuver menjangkau area-area yang penuh dengan sisa makanan seperti bagian samping atau bagian dalam mulut dan terutama pada bagian belakang dari gigi geraham.
  2. Jenis bulu sikat
    Bulu sikat gigi terbagi tiga jenis: soft (halus)medium (sedang), dan hard (keras). Ahli gigi menganjurkan untuk menggunakan sikat gigi yang mempunyai bulu sikat yang soft- medium. Tapi ini kembali lagi ke cara Anda menyikat gigi. Sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut disarankan supaya tidak melukai gusi dan  merusak email gigi.
  3. Nyaman Digenggam
    Pilih sikat gigi yang memiliki gagang l sikat yang nyaman digenggam dan memudahkan anda untuk menyikat gigi. Sebaiknya jangan tergesa-gesa saat menyikat gigi, pastikan seluruh permukaan gigi tersikat dan ini biasanya memakan waktu 2 – 3 menit. Gagang sikat yang nyaman akan membantu Anda merasa nyaman juga saat menyikat gigi.
Nah, selain memilih sikat gigi, Anda pun harus mengerti cara menyikat gigi. Pastikan untuk menyikat gigi dari arah gusi ke gigi atau dengan gerakan memutar. Anda juga harus mengerti cara menjaga kebersihan sikat gigi, karena sikat gigi pun dapat menjadi agen penyebaran kuman & bakteri bila tidak dijaga dengan benar.
  1. Ganti sikat gigi minimal setiap 3 bulan. atau saat bulu sikat sudah mengembang, pastikan sikat gigi tetap dapat berfungsi dengan baik dan dapat menyikat gigi dengan bersih
  2. Jangan berbagi sikat gigi dengan orang lain. Kuman dan bakteri dapat cepat menyebar dengan cara ini.
  3. Letakkan di tempat terbuka. Sikat gigi yang disimpan di dalam kotak penyimpanan akan cepat lembab dan menjadi tempat subur bagi berkembangnya kuman.
Nah, Anda tidak pusing lagi kan memilih sikat gigi? Jadi rawatlah kebersihan gigi dan gusi dengan sikat gigi yang baik dan benar. Jangan sembarangan dalam membeli karena harganya lebih murah. Karena kalau gigi sudah rusak, biayanya akan relatif mahal. Jangan lupa untuk menyikat gigi minimal 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Gunakan juga pasta gigi yang mengandung Microgranules yang dapat membersihkan hingga ke sela-sela gigi & Zinc Citrate yang berfungsi melindungi mulut dari bakteri dan plak selama 24 jam.

Abrasi Gigi

Abrasi Gigi
       Abrasi gigi merupakan kerusakan jaringan keras gigi yang mengalami
keausan yang disebabkan kontak dengan benda asing secara terus
menerus. Kavitas abrasi disebabkan karena tekanan pada saat menyikat
gigi dalam arah horizontal yang terlalu kuat sehingga terjadi keausan
jaringan keras gigi. Adanya abrasi gigi bukan hanya disebabkan oleh cara
penyikatan gigi yang salah, tapi juga disebabkan oleh frekuensi menyikat
gigi, durasi menyikat gigi, dan pasta gigi yang mengandung bahan abrasif.
Tampilan klinis dari abrasi adalah adanya lesi luas dan dangkal pada
jaringan keras gigi yang biasanya terletak di daerah servikal gigi.
       Abrasi gigi umumnya dijumpai pada gigi premolar dan caninus. Pada
abrasi gigi juga sering ditemukan adanya resesi gingival sebagai akibat
dari penyikatan gigi yang berlebihan sehingga menekan gingiva.3
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya
abrasi gigi adalah dengan cara menyikat gigi harus benar terutama
memperhatikan arah sikat gigi, tekanan yang digunakan pada saat
menyikat gigi terlalu kuat, menggunakan sikat gigi lembut dan pasta gigi
yang rendah abrasivitas.









     Gambar 1. Abrasi pada bagian fasial gigi anterior dan posterior.9                Sumber : Gandara BK. JContemp Dent Pract.1999